"Ini kan bukan tugasku !"
"Loh, ini memangnya tanggung jawab saya?"
"Di job description sepertinya tidak ada dech, yang seperti ini".
"Ini yang membuat tugas utamaku gagal, sering disuruh yang lain-lain sih".Wah. jadi teringat dengan kata-kata yang sering sekali terlantun tanpa dosa ya? Kalau Anda kebetulan atasan, mungkin pernah dengar juga salah satu staff atau bawahan atau malah rekan Anda, menyatakan hal tersebut. Atau jika Anda seorang staff atau bawahan atau apapun sebutannya, bukan dengar mungkin, malah pernah atau bahkan sering mengucapkan hal demikian. semoga jadi ingat.
Bukan mengingatkan atau sekedar membuat wajah senang jadi cemberut, tapi realitas yang banyak terjadi hal demikian. Baik disebuah kantor, di bengkel, pabrik, warung, dan lainnya. So pasti menjadi sebuah ungkapan kekecewaan atas pembagian atau pemberian job desc. Bisa jadi karena ada area-area yang tidak berbatas dengan garis pemisah yang tegas, sehingga menjadi grey area.
Berfikir positif. Yah itu satu kunci untuk tetap bisa termotivasi. Sebuah tugas adalah belajar. Sehingga jika kita mampu melakukan berarti kita sedang bertambah ilmu. Sebuah tugas adalah pengalaman. Yang tidak setiap orang pernah menjalani. Itu berarti anda superior dibanding yang lainnya, yang belum pernah menjalani. Sebuah tugas adalah bentuk ujian. Jika kita lulus maka akan meningkatkan kelas kita.
Itu semua bermuara pada tujuan kemuliaan untuk kita. Akan kembali kepada kita. Masih ingat cerita tentang seorang tukang kayu yang akan pensiun dari kerjaannya. Okey, mungkin ada yang lupa. Mari kita simak sebentar.
Sebut saja Pak Darman, seorang tukang kayu yang bekerja kepada seorang juragan besar. Usianya sudah menjelang 60 thn. Dan dia sudah sangat ingin beristirahat karena sudah tidak mampu dan sering merasa tidak banyak dihargai oleh juragannya. Suatu saat dia menghadap ke juragannya dan menyampaikan bahwa dia sudah memutuskan untuk berhenti. Juragan tersebut tidak memberikan apa-apa pada akhir perbincangan tersebut. Namun meminta bantuan Pak Darman agar menyelesaikan satu buah unit rumah lagi. Dikatakan sebagai proyek baru dan terkhir untuk dikerjakan Pak Darman.
Dengan berat hati Pak Darman mengerjakan, namun dengan tidak menggunakan keahlian yang maksimal. Terkesan dikerjakan dengan seadanya dan tidak ada sentuhan rasa yang kuat terhadap pekerjaan tersebut. Ditambah lagi dalam fikirannya bahwa dia sudah berbakti cukup lama, namun tidak ada timbal balik dari juragan tersebut.
Singkat cerita rumah tersebut sudah selesai, walau hasil kurang baik. Saat Pak Darman melaporkan ke juragan bahwa proyeknya selesai, juragan mengatakan bahwa rumah tersebut merupakan hadiah untuk Pak Darman dengan baktinya selama ini. Apa yang didapat Pak Darman? Hasil karyanya sendiri yang dikerjakan tanpa adanya kecintaan terhadap tugas. Penyesalan diakhir tidak banyak gunanya.
Rekan sekalian, itulah hasil dari jerih payah yang tidak maksimal. Tugas apapun jika dikerjakan dengan penuh cinta dan perasaan yang tinggi, dengan usaha maksimal dan optimal, hasilnya akan berbalik kepada kita sendiri. Tetap positif terhadap tugas apapun. Yakinilah itu sarana kita naik kelas, atau lulus ujian, tambah ilmu dan pengalaman. Walaupun tidak tertera pada Job Desc kita. Jika hanya berdasar Job Desc yang tertulis, bisa jadi kita terkungkung dalam tugas yang sama tanpa perkembangan. Hal yang tentunya tidak kita maui.
Bagi yang memiliki bawahan atau staff, yakinilah bahwa tugas apapun akan terukur apakah mampu atau tidak mampu dikerjakan oleh rekan kita tersebut. Kapan perlu guiden yang jelas, kapan perlu sentuhan hati sebagai manusia, kapan perlu dukungan, kapan perlu stimulus ide, kapan diujikan, kapan hasilnya kita berikan masukan positif, kapan kita puji dengan obyektif, kapan diberikan intruksi dan informasi pengulangan, atau hal lain. Itu menjadi kewajiban kita sebagai atasan. Sehingga semua terasa ringan, semua bisa diselesaikan, semua bisa berhasil optimal.
Mulai saat ini mari belajar bersama, sehingga hal tersebut bisa kita terapkan dalam kerjaan rutin keseharian kita semua.
0 comments:
Posting Komentar